Unduh Modul TIK SD Kelas 1,2,3,4,5,6 disini >>
Aku Bangga Jadi Guru, Kamu?- Dulu guru itu adalah profesi yang mulia, siapapun yang memilih profesi itu merupakan orang-orang istimewa karena memiliki keteguhan hati untuk mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan anak bangsa. Wajah-wajah bersahaja, tutur kata sopan santun dan yang selalu menjadi contoh kebaikan adalah cirinya, dan tak heran kalai itu guru begitu di hormati. Sampai akhirnya muncul lagunya Iwan Fals yang begitu "menjelaskan" sosok seorang guru waktu itu, dialah Oemar Bakrie, sosok guru dengan sepeda kumbang dengan tas hitam dari kulit buayanya begitu melekat dan seolah ingin menceritakan kehidupan seorang guru.
Mengabdi selama 40 tahun ya tetep saja seperti itu, kejujuran dan baktinya pada negeri tak membuat kehidupan ekonominya berubah lebih baik, jadi guru jujur berbakti itu memang makan hati, begitu kata Iwan Fals dalam lagu Oemar Bakri tersebut. Dan 30 tahun lebih sejak lagu tersebut di rilis, nasib guru masih tidak jauh dari gambaran sosok Umar Bakrie. Memang banyak yang mengatakan guru sekarang lebih sejahtera, gajinya lumayan, dapat tunjangan profesi pula, maka tak heran kalau sekarang guru sekarang sudah tidak malu lagi pergi dan pulang mengajar membawa kendaraan roda empat, bukan lagi sepeda kumbang seperti kendaraanya pak Oemar Bakrie. Tapi faktanya tidak semua guru hidup sejahtera, masih banyak guru dengan gaji 700 bahkan 300 ribu sebulan, mereka itu adalah guru-guru sukwan atau lebih akrab disebut gur honorer baik di sekolah milik pemerintah maupun di sekolah milik yayasan.
Jangan heran kalau masih terlihat ada guru yang berdemo menyuarakan nasibnya yang sudah mengajar puluhan tahun tetapi pemerintah "seperti" tak mempedulikan mereka dengan tidak jua mengangkat mereka jadu guru PNS. Porgram kategori dua (K2) menjadi asa yang menggantung di "kakek-nenek" yang sebentar lagi pensiun dari profesi gurunya tersebut cuma hiburan sesaat karena faktanya K2 pun tidak jelas. PNS dan non PNS menjadi dikotomi, terlihat jelas membedakan status dan kesejahteraan mereka yang sama-sama guru dengan tugas dan tanggungjawab yang sama.
Ketika mengajar adalah panggilan jiwa
Tapi lupakan gambaran kusam sebagian nasib guru yang belum beruntung di angkat jadi PNS, lupakan pula nasib guru honorer yang cuma di bayar 300-700 ribu tiap bulannya. Dibalik kecilnya gaji tak menyurutkan semangat para guru yang belum beruntung dan bergaji kecil tersebut, mereka tetap mengajar sesuai tugas dan tanggungjawabnya. Dan ketika di tanya kenapa mereka tidak keluar dari profesi sebagai guru yang tida menjanjikan masa depan dirinya tersebut, banyak yang menjawab bahwa jadi guru adalah adalah panggilan jiwa. Panggilan jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa ini.
Masih ingat dengan kisah guru Maman Supratman yang kisahnya viral di sosial media, lelaki 75 tahun tersebut sudah mengabdi menjadi guru honorer selama 40 tahun di salah satu SMP di Bekasi. Lelaki yang sudah pantas di panggil kakek tersebut tetap semangat untuk menurunkan ilmunya kepada anak didik di sekolah tempat mengajarnya sejak tahun 1974.
Mungkin banyak kita temui tulisan tentang "mengajar adalah panggilan jiwa" tapi membuktikannya seperti halnya pak Maman yang kuat brtahan selama 40 tahun menjadi honorer itu tidak mudah. Ketika mengajar adalah pangglan jiwa memang bisa mengalahkan "godaan" harta kekayaan diluar profesi sebagai guru. Keikhlasan dan keinginan yang kuat untuk mengabdi menapikan berapapun nominal yang bisa diraihnya di tempat lain. Itulah yang sudah dibuktikan oleh guru bernama Maman tersebut. Dan masih banyak lagi "Maman-Maman" lainnya tentunya.
Masih ingat pula dengan ibu Een Sukaesih yang dengan keterbatasan fisiknya tetap gigih mengajar di tempat tidurnya sampai akhir hayatnya. Keikhlasan dan keinginan kuat untuk mendidik membuat semangat wanita yang "lumpuh" ini tetap bisa mendidik siswa siswinya.
Itulah potret guru yang mengabdikan dirinya untuk mendidik dan mencerdaskan generasi bangsa ini. Orang-orang seperti pak Maman dan bu Een memang potret lain dari guru masa kini yang kerap menghitung jumlah jam kerja dengan nominal yang didapat, beliau pantas menjadi panutan dan motivator bagi kita sebagai guru.
Mari kita bertanya pada hati kita yang paling dalam. Apakah menjadi guru itu adalah panggilan jiwa, apakah menjadi guru itu benar-benar pilihan hidup kita yang akan menjadi pilihan terakhir sampai akhir hayat ini? Kalau jadi guru adalah panggilan jiwa, kalau jadi guru adalah benar-benar pilihan hidup, maka jumlah penghasilan dan simbol-simbol kekayaan adalah bukanlah tujuan. Itulah yang pak Maman dan almarhumah u Een lakukan. Mereka iklas mengajar, karena profesi sebagai guru adalah pilihan hidupnya, karena menjadi guru adalah panggilan jiwanya. Maka mereka pantas mengatakan
"aku bangga jadi guru" karena yang sudah dilakukannya berpuluh tahun dalam segala keterbatasan ekonomi dan fisik tidak membuatnya menyerah dan mengakhiri perannya sebagai guru.
Apakah kamu bangga menjadi Guru?
Setelah membaca tulisan tentang pak Maman dan almarhumah bu Een Sukaesih yang pantas meng-aku-kan dirinya sebgai orang yang bangga menjalani pilihan hidupnya sebagai guru, ada satu pertanyaan untuk kita, apakah kamu bangga menjadi guru?
Kalau merasa bangga menjadi guru, karena menjadi guru adalah pilihan dan panggilan jiwa, maka tak pantas rasanya diri kita untuk menuntut penghasilan yang melimpah dari gaji sebagai guru. Kalau merasa bangga menjadi guru, karena menjadi guru adalah datang dari keinginan yang kuat untuk mencerdaskan anak bangsa, maka tak pantas rasanya diri kita untuk merasa rendah diri karena cuma menjadi guru honorer bukan PNS. Kalau merasa bangga menjadi guru, maka tak pantas rasanya kita menuntut ini dan itu yang malah membuat kita jadi tak puas dengan penghasilan yang didapat.
Kalau merasa bangga menjadi guru, apakah kita sudah benar-benar mengajar sepenuh hati, apakah kita sudah benar-benar berjuang untuk anak didik kita dan berusaha sekuat tenaga untuk mendidiknya?
===>> Baca artikel ini:
Cara Mengajar TIK/Komputer SD Yang Epektif Efisien dan Menyenangkan
Cara Tepat Mengajar Bahasa Inggris Untuk Anak SD
Cara Mengajar Bahasa Inggris Yang Epektif Untuk Siswa SMA Sederajat
Cara Mengajar Bahasa Inggris Yang Epektif Untuk SMP
Pembahasan Materi Pelajaran, Rangkuman, dan Soal IPS Kelas 4 SD/MI Bab 7 Perekonomian Masyarakat Semester 2
DOWNLOAD DISINI >>
Masih satu topik:
Modul-modul Komputer untuk SD SMP SMA SMK disini...