Unduh Modul TIK SD Kelas 1,2,3,4,5,6 disini >>
Menyisihkan 300 Ribu Perbulan Untuk Asuransi Pendidikan Anak, itulah cerita yang ingin kang abiey bagi pada kesempatan posting pagi kali ini. Mudah-mudahan apa yang
kang abiey lakukan sekarang ini bisa menjadi inspirasi buat temen-temen Guru semuanya, terutama temen-temen yang masih menjadi guru sukwan atau guru di sekolah swasta. Setidaknya dengan segala dinamika gaji dari aktivitas mengajar yang banyak orang menganggap tidak seberapa toh kita bisa melakukan hal yang terbaik untuk rencana jangka panjang pendidikan buah hati kita kelak.
Pendidikan itu penting, karenanya sebagai orang tua sudah harus merencanakan pendidikan untuk putra putrinya. Merencanakan bukan berarti sekedar angan-angan akan menyekolahkan anak di sekolah ini sekolah itu nanti, tapi wujud nyatanya sudah harus dimulai dengan menyisihkan rupiah untuk menabung, dan uang tabungan tersebutlah yang nantinya akan kita gunakan untuk biaya pendidikan anak kita kelak.
Tapi untuk bisa menabung itu tidak mudah, hanya sebagian orang saja yang mampu melakukannya, selebihnya tidak mampu, baik yang berpenghasilan besar apalagi yang berpenghasilan pas-pasan, selalu ada saja godaan untuk menggunakan penghasilan untuk kebutuhan konsumtif yang sebenarnya mungkin tidak terlalu penting dibanding masa depan pendidikan anak kita.
Karenanya perlu dipaksakan agar bisa menabung, dan salah satunya dengan cara ikut asuransi pendidikan untuk anak. Karena dengan ikut
asuransi pendidikan untuk anak, kita punya kewajiban membayar premi asuransi tiap bulannya dengan demikian kita akan didisiplinkan dengan kewajiban membayar premi tersebut, setidaknya sebelum membeli barang kebutuhan lainnya kita memisahkan lebih dahulu untuk pembayaran premi asuransi, yang seperti ini sama dengan memaksa kita untuk menabung bukan?
Sudah 5 tahun jadi pemegang polis asuransi pendidikan syariah
Ya sudah lima tahun ini saya menjadi pemegang polis asuransi dari salah satu perusahaan asuransi syariah. Lima tahun sesuai dengan umur anak pertama saya, premi asuransinya tidak besar memang cuma 100 ribu rupiah. Dan beberapa bulan kemarin juga saya juga menerima satu lagi polis, ini polis asuransi pendidikan syariah kedua, tentu ini untuk anak kedua saya yang baru berumur 4 bulanan.
Kenapa sih saya memilih asuransi pendidikan syariah, bukan asuransi pendidikan konvensional saja? Alasan pertama, tentu karena saya muslim. Saya harus memperhatikan halal tidaknya suatu produk, terlebih produk tersebut akan digunakan untuk pendidikan anak saya, dalam islam bukan cuma makanan yang harus diperhatikan halal haromnya tapi juga produk sandang papan termasuk asuransi tentunya.
Walau banyak juga yang mengatakan syariah pada asuransi cuma label saja sebab pada praktiknya kebanyakan sistemnya masih seperti produk asuransi konvensional lainnya, saya tetap memilih yang syariah karena saya percaya memberikan label syariah itu ada prosedurnya tidak asal tempel label saja, tentu ada keterlibatan para ahli ekonomi syariah, ulama, dan pemerintah. Dengan memilih asuransi syariah hati saya lebih tenang.
Baca:
Masih pentingkah ikut asuransi pendidikan? Kan sekolah gartis!
Sejauh ini konsep suransi syariah yang saya tau adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ (dana kebajikan) untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Nanti kapan-kapan saya akan ulas mengenai sistem asuransi syariah!
300 Ribu Dari Honor Ngajar
Untuk membayar premi asuransi kedua anak saya, tentu saya harus berusaha keras agar bisa menyisihkannya dari jumlah pendapatan saya dari honor mengajar di sekolah swasta. Temen-temen Guru tentu sudah bisa menebak interval gaji saya, paling tinggi berapa paling rendah berapa, karena umumnya gaji guru honor atau swasta biasa di Indonesia itu bisa ditebak.
Dari honor ngajar itu saya mampu menyisihkannya untuk membayar premi asuransi pendidikan untuk dua polis asuransi anak saya. Alhamdulillah sekalipun sedikit dipaksakan, karena selain asuransi masih banyak hole pembayaran lainnya yang tiap bulannya harus dipenuhi, termasuk untuk pembayaran premi asuransi kesehatan produk pemerintah.
Disini nikmatnya, ternyata dengan penghasilan yang tidak besar jika kita mampu mensiasatinya dan mau mengalokasikannya dengan sebaik mungkin penghasilan yang tak seberapa tersebut menjadi sangat bermanfaat.
Buktinya saya mampu membayar premi asuransi, walaupun preminya kelas kecil tapi saya berharap premi asuransi tersebut bisa menjadi proteksi pendidikan anak saya kelak. Yah walau sekolah saat ini gratis, tapi mencarikan sekolah yang terbaik tentu tidak gratis.
Karena saya yakin untuk mendapatkan pendidikan yang baik tentu tidak gratis, harus ada biaya yang dikeluarkan untuk membayar pendidkan terbaik tersebut. Sesuai dengan syarat menuntut ilmu yang sering saya dengar dari para ulama, bahwa salah satu dari 6 syarat menuntut ilmu itu yaitu harus ada biayanya. Dan asuransi pendidikan itulah yang mudah-mudahan pada saat dibutuhkan untuk pembiayaan pendidikan bisa di klaim dengan mudah. Amin.
Nanti kapan-kapan akan saya tulis keuntungan dan ilustrasi klaim asuransi pendidikan syariah untuk anak saya itu!
Baca:
Hal yang perlu diperhatikan bagi orang tua ketika memilih sekolah untuk anak
Nah itulah cerita-cerita pagi ini tentang
asuransi pendidikan untuk anak saya, sekalipun singkat siapa tahu bisa menggugah temen-temen Guru lainnya untuk berniat menginventasikan sekian persen penghasilannya dari honor mengajar tersebut untuk membeli polis asuransi pendidikan putra putrinya. Mari kita yakini, bahwa sedia payung sebelum hujan itu akan membantu kita dari basah kuyup walaupun mungkin membawa-bawa payung diwaktu matahari terang benderang itu ribet, tapi ribetnya itu akan berakhir manfaat.
DOWNLOAD DISINI >>
Masih satu topik:
Modul-modul Komputer untuk SD SMP SMA SMK disini...