Unduh Modul TIK SD Kelas 1,2,3,4,5,6 disini >>
Penjelasan Mengenai Kaidah dan Aturan Penulisan Soal Pilihan Ganda dan Uraian-Tidak banyak Guru yang tahu aturan, kaidah atau pedoman yang harus diperhatikan ketika menulis naskah soal ulangan, baik bentuk pilihan ganda, isian dan juga esay. Kenapa
kang abiey menulis topik ini pada posting kali ini? Lantaran seringnya kang abiey memposting soal-soal ulangan. Jangan sampai soal yang dibuat dan diterbitkan di blog ini merupakan soal asal jadi. Karenanya pengetahuan akan kaidah penulisan soal ini sangat penting untuk dipahami dan diterapkan pada saat penulisan naskah soal.
Berikut beberapa kadiah penulisan soal yang harus dipahami oleh Guru, terutama temen-temen Guru yang sering mendapat tugas membuat naskah soal untuk ulangan umum semester. Kaidah ini setidaknya bisa menjadi pandangan umum atau pengetahuan mendasar, dan akan dipraktikan pada saat menulis naskah soal.
Dalam pembuatan soal, temen-temen pasti membuat varian jenis soal. Biasanya secara umum varian soal terbagi tiga, yang pertama bentuk soal pilihan ganda, yang kedua bentuk soal isian, dan yang terakhir bentuk soal uraian. Tiga varian bentuk soal ini umum digunakan dalam naskah soal ulangan umum yang digunakan pada uji blok semester.
Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda
Sesuai buku penilaian tingkat kelas yang diterbitkan Diknas tahun 2003, dijelaskan aturan-aturan sebagai pedoman / kaidah yang harus dipatuhi oleh Guru yang dipercaya oleh pihak sekolah untuk melakukan pembuatan naskah soal ujian, soal ulangan dan soal tes lainnya. Kaidah tersebut antara lain;
Dalam penulisan soal dalam bentuk pilihan ganda / multiple choice, ada tiga item sebagai penyusun satu kesatuan soal. Ketiga item tersebut yaitu; materi, konstruksi dan bahasa.
Lebih jelasnya perhatikan pembahasan ketiga item tersebut;
I. Materi soal
Dalam menentukan materi soal ketika guru hendak membuat soal varian pilihan ganda, tiga hal berikut harus diperhatikan, yaitu:
Soal harus sesuai dengan indikator Untuk mengetahui indikator, temen-temen harus mengintip Silabus pelajaran terlebih dahulu.
Pilihan jawaban, misalnya A,B,C dan D, harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Yang dimaksud homogen adalah; kalau pertanyaan soalnya tentang materi surat al-fatihah, maka pertanyaan dan pilihan jawabannya harus seputar materi tersebut. Biar lebih jelas, contoh soalnya begini:
(1). Ayat kedua dari surat Al-Fatihah adalah...
A. Bismillahirrohmanirrohim
B. Alhamdulillahirobilalamin
C. Arrohmanirrohim
D. Maalikiyaumidin
Jangan sampai bentuk pilihan jawabannya begini;
(1). Ayat kedua dari surat Al-Fatihah adalah...
A. Bismillahirrohmanirrohim
B. Alhamdulillahirobilalamin
C. Walasri
D. Kulyaayuhalkafiirun
Pilihan jawaban diatas tidak homogen, walaupun ada jawaban yang benar untuk pertanyaan soal tersebut. Tapi pilihan jawaban yang C dan D itu bukan bahasan materi dari surat Al-Fatihah. Jadi tidak dianggap homogen, dan tentu juga dianggap tidak logis,karena keluar dari konteks materi dan indikator.
Setiap soal harus memiliki satu jawaban yang benar, atau yang paling benar.
Contoh soal;
(1). Yang merupakan binatang mamalia adalah...
A. Ayam
B. Burung
C. Monyet
D. Cicak
Untuk soal diatas, sudah memenuhi syarat, yaitu memiliki satu jawaban yang benar. Lalu seperti apa bentuk soal yang memiliki pilihan jawaban yang paling benar? Simak contoh soal dibawah ini;
(1). Yang merupakan binatang darat jenis mamalia adalah...
A. Paus
B. Burung
C. Monyet
D. Cicak
Perhatikan pilihan jawaban A dan C. Keduanya merupakan hewan jenis mamalia. Tapi karena pertanyaanya adalah hewan darat jenis mamalia, maka jawaban yang paling benar adalah pada pilihan C.
II. Konstruksi
Yang dimaksud konstruksi adalah kerangka, atau satu kesatuan bentuk soal. Konstruksi soal harus memenuh beberapa kaidah berikut;
(1). Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
Perumusan soal ini dilihat dari kisi-kisi soal, misalnya satu Standar Kompetensi (SK) ada berapa indikator. Satu indikator akan dibuat berapa buah soal? Misalnya satu SK ada lima KD, dan satu KD nantinya dibuat empat butir soal.
(2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
Yang dimaksud rumusan pokok soal, adalah seperti point nomor satu tadi. Dan yang dimaksud dengan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja adalah; seperti contoh soal diatas, jadi pilihan jawabannya tidak ditambah embel-embel kalimat yang cuma memperpanjang kalimat saja, padahal inti jawabannya itu itu juga.
(3) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
(4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
(5) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
Untuk point 3 sampai 5 maksudnya begini; biar lebih jelas perhatikan contoh soal dibawah ini;
Ciri hewan...........memiliki daun telinga dan melahirkan.
A. Mamalia
B. Karnivora
C. Herbimora
D. Ornivora
Perhatikan soal diatas, titik titik setelah kalimat "ciri hewan" kemudian dilanjutkan setelah titik-titik dengan ciri "memiliki daun telinga dan melahirkan" itu sudah memberi petunjuk tentang pilihan jawaban yang benar. Terlebih pilihan jawabannya tidak logis, satu mamalia, dan tiga lagi kategori hewan berdasar makanannya.
(6) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua jawaban di atas salah", atau "semua jawaban benar"
Untuk point nomor enam ini, sering dilakukan ketika bingung mencari pilihan jawaban yang dianggap sesuai, atau mungkin lelah mengetik. Padahal pemilihan pernyataan untuk pilihan jawaban soal seperti itu tidak akan membuat siswa cerdas.
(7) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.
Untuk point nomor tujuh ini, kira-kira begini contoh soalnya;
(1). Ada berapakah rukun islam?
A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
Jadi pilihan jawaban dari A ke D runtut angkanya dari terkecil ke terbesar. Jangan dibalik dari yang terbesar ke yang terkecil, atau diacak.
(8) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
Jangan sampai gratik dan tabel tidak bisa dimengerti oleh siswa.
(9) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ini sering kita temui sebenarnya, terutama dalam soal-soal cerita. Misalnya soal nomor 1 berisi paragraf yang menceritakan tokoh A dan B. Biar lebih jelas, perhatikan contoh soal ini;
(1). Pak Unang memiliki 10 buah mangga, kemudian ia bagikan ke Nata 5 buah, Neni 2 buah, dan ke Eka 1 buah. Berapakah sisa mangga Pak Unang?
A. 1 buah
B. 2 buah
C. 3 buah
D. 4 buah
(2). Berdasarkan soal nomor (1) siapakah yang mendapatkan jumlah mangga paling sedikit?
A. Pak Unang
B. Nata
C. Neni
D. Eka
Soal momor (2) merupakan contoh soal yang tidak sesuai dengan kaidah, karena bergantung pada soal sebelumny yaitu soal nomor (1).
Kaidah penulisan soal uraian
Untuk kaidah penulisan soal dalam varian bentuk uraian, pakem yang harus diperhatikan juga sama seperti kaidah yang harus dipahami ketika membuat soal dalam bentuk soal multiple cohice. Ada tiga pokok kaidah yang harus dipahami, yaitu materi, konstruksi dan bahasa.
Lebih jelasnya apa saja kaidah yang harus dipahami ketika temen-temen Guru hendak membuat soal dalam bentuk uraian adalah seperti yang kang abiey beri garis kotak merah dibawah ini;
Nah kira-kira itulah kaidah dan aturan yang harus dipahami ketika kita hendak membuat naskah soal dalam varian bentuk uraian. Silahkan dibaca dan dipahami terlebih dahulu.
Baca juga:
Langkah langkah Penyusunan Silabus SD SMP SMA SMK Tahun Pelajaran 2016/2017
Demikian posting kali ini seputar
kaidah dan aturan penulisan soal ulangan, mudah-mudahan bermanfaat untuk semuanya, terutama untuk temen-temen yang mengajar baik di leve sd smp dan seterunya. Jangan segan-segan untuk menuliskan kritik dan saran atau ralat dari isi artikel ini, tulisakn krikit dan seterusnya tersebut di kolom komentar blog ini. Selamat membaca dan memahami!
DOWNLOAD DISINI >>
Masih satu topik:
Modul-modul Komputer untuk SD SMP SMA SMK disini...